Jumat, 01 Februari 2019

Ketika kami mengumandankan kepada manusia di taman itu : "Alangkah sukarnya bagi mereka yang tidak memiliki nafas kehidupan dari dalam rohnya manusia, baik di dunia ini maupun di dunia yang akan datang".

Ketika kami mengumandankan kepada manusia di taman itu : "Alangkah sukarnya bagi mereka yang tidak memiliki nafas kehidupan dari dalam rohnya manusia, baik di dunia ini maupun di dunia yang akan datang".

Mendengar itu manusia itu sangatlah marah, merasa direndahkan, karena bangga berakal budi,  akhirnya manusia itu menjawab : 'bukannya sekarang kami hidup dan sedang bernafas, yang juga dinamakan nafas itu hidup', sembari mengatakan demikian, manusia itu melihat ada beberapa binatang di sekitarnya,  dengan tatapanya penuh arti, bahwa mereka tidak berakal budi. Si singa yang sedang dilototinya, dan tertunduk malu, dengan suara mengaumnya berkata  'kami juga bernafas', dan diikuti oleh semua binatang dengan masing-masing khas suaranya. Dan seekor kelinci dengan kegirangan berkata : 'untunglah kami yang tidak memakan buahnya dari pohon pengetahuan itu. Dan jika kami memakannya, maka kami yang akan menyematkan dedaunan untuk pakaian kami. Dan ketahuilah juga hai manusia, karena kami yang tidak berakal budi, sesungguhnya kami-kamilah yang menuruti kehendak TUHAN untuk tidak makan buah akal budi itu. Dan kamu yang telah memakannya, sehingga kamu yang berakal budi'. Dan ada lagi seekor unta dari kejauhan, sedang menerobos dari akar  hutan belukar, dan sempat hendak mau berkata, akhirnya manusia itu berkata 'ok sudah sudalah,  kami yang salah'.

Singkatnya renungan ini untuk para pengajar, didiklah anak-anak karena mereka semua berakal budi, apalagi kita-kitalah yang memberikan akal budi dari kesalahan trinitas itu. "Takutlah akan TUHAN!" Kesalahan dari trinitas, telah membelok dan merusaki hak dan kewajiban anak-anak dunia untuk menjadi anak-anak Allah, dari kepunyaan Allah yang semulanya. Supaya manusia memperoleh kasih-Nya Allah mula-mula yaitu hak dan kewajiban manusia untuk memperoleh Roh-Nya Kristus dari YESUS satu-satu Bapa kita di Sorga. Dan tidak semestinya lagi dihalangi oleh retorika ajaran trinitas. Dan tentang  berakal budi, ada yang memang bersumber dari buah 
pengetahuan, yang oleh karena pelanggaran  hukum-Nya TUHAN, dan ada juga yang berasal dari TUHAN, dan juga bukan pelanggaran dari hukum-Nya TUHAN, yaitu Karunia yang langsung diberikan YESUS TUHAN Bapa kita di Sorga.

Ada tertulis : Pengkhotbah 3:19-22.
 19  Karena nasib manusia adalah sama dengan nasib binatang, nasib yang sama menimpa mereka; sebagaimana yang satu mati, demikian juga yang lain. Kedua-duanya mempunyai nafas yang sama, dan manusia tak mempunyai kelebihan atas binatang, karena segala sesuatu adalah sia-sia.

 20  Kedua-duanya menuju satu tempat; kedua-duanya terjadi dari debu dan kedua-duanya kembali kepada debu.

 21  Siapakah yang mengetahui, apakah nafas manusia naik ke atas dan nafas binatang turun ke bawah bumi.

 22  Aku melihat bahwa tidak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada bergembira dalam pekerjaannya, sebab itu adalah bahagiannya. Karena siapa akan memperlihatkan kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia?

Ada tertulis : Sesungguh roh ada padamu telah mati di hadapan TUHAN (Yohanes 8:24; Roma 8:5-10)! Dan apa maksud roh ada padamu telah mati di hadapan TUHAN? Dan apa solusi TUHAN? Demikian maksud semua dari yang kami tuliskan ini : sesungguhnya rohnya manusia tidaklah membutuhkan nafas (oksigen) untuk hidup, melainkan organ-organ khususnya darah dalam hal ini di dalam tubuh. Dan apakah nafas (dalam hal ini bukanlah oksigen) yang sangatlah dibutuhkan oleh rohnya manusia untuk hidup, baik sebelum kematian tubuhnya maupun sesudahnya?